Selasa, 07 Juni 2011

"Sebuah Kisah Tentang Marah"

Assalaamu'alaikum..
"Sebuah Kisah tentang Marah"
Saya ingin berbagi dengan teman-teman saya di group ini. Semoga bermanfaat….

Suatu hari ada seorang anak kecil yang berusia 7 tahun . ia bernama Upik .
Upik sangat sayang sekali dengan Neneknya, hal sekecil apa pun ia selalu menceritakannya kepada Neneknya. Hingga suatu hari ketika Upik bertengkar dengan temannya di sekolah, ketika sesampainya di rumah, Upik langsung memanggil Neneknya
“Neneeeeek . .” panggil si Upik,
“Iya Nak” Jawab si Nenek . .
Si Nenek pun bertanya kepada si Upik “ada apa Nak, ko kelihatannya kesal sekali . . apa ada masalah di sekolah ?”
“Iya Nenek, Upik kesal sama temen di sekolah . . Tadi dia fitnah Upik sampai Guru marah, Uuuuhhh” Timpal si Upik dengan nada kesal .
Si Nenek hanya tersenyum dan kemudian Si Nenek pun menuju gudang untuk mencari sesuatu . .
“Nenek mau kemana ? Upik kan lagi kesel “ Tanya si Upik .
Lalu si Nenek memberi sebuah Papan dan Paku kepada si Upik, Upik pun bingung dan bertanya “Untuk apa papan ini Nek ?”
“Jika Kamu sedang kesal sama teman atau siapa pun, kamu tancapkan paku ini ke papan yang Nenek kasih” jawab si Ibu .
“Tapi untuk apa Nenek ?” Tanya si Upik dengan memasang raut wajah penuh Tanya Nenek pun tersenyum dan betkata “Sudah, tancapkan saja paku itu kalo kamu lagi kesel, tetapi ingat, kamu ga boleh marah sama orang itu . Ok ?!”
“Baiklah” Timpal si Upik .

Kemudian Upik pun mengikuti apa yang di katakan sama Nenek nya, setiap Ia kesal, marah, dan sakit hati ia bergegas mengambil paku dan menancapkannya ke papan yang pernah Nenek nya kasih.

Suatu hari ketika papan itu sudah penuh dengan paku, Upik langsung memberitahu Nenek nya . .
“Nek, papannya sudah penuh dengan paku”,
“Coba kamu cabut paku-paku itu semua . .” jawab si Nenek . .
“Tapi untuk apa Nek ? Kan susah cabutnya” Jawab Upik dengan nada mengeluh
“Sudah lakukan saja” Jawab si Nenek sambil tersenyum . .

lalu Upik pun mencabut semua paku yang selama ini ia tancapkan sebelumnya . .
dengan susah payah 1 demi 1 dicabutnya . . walau pun dalam hati penuh Tanya apa maksud dari semuanya . .

setelah Upik berhasil mencabut semua paku ia pun bergegas menemui Nenek nya . .
“Nek, pakunya sudah aku cabut semua . .” teriak si Upik.
Nenek pun bertanya kepada Upik “Susah ga cabut pakunya ?”
“Iya Nek, susah banget . “. Jawab si Upik .

Kemudian Nenek pun berkata . .

Kamu tau nak apa yang kamu dapat setelah kamu mengerjakan itu semua ?
Upik pun menggelengkan kepalanya.
Coba kamu lihat lubang di papan itu, betapa banyak sekali lubang lubang disana
Kamu bayangkan jika papan itu adalah hati dan paku adalah ucapanmu yang mampu melubangi hati orang lain.

Kamu dengan susah payah mencabut paku itu sama halnya dengan sulitnya meminta maaf .
Ketika kamu sudah meminta maaf namun lubang-lubang itu akan selalu ada, dengan kata lain luka di hati tersebut akan terus membekas walau pun kamu sudah meminta maaf .
Jadi jika kamu kesal, jangan pernah berkata-kata yang kasar terhadap orang itu atau membalasnya dengan kemarahan.
Api tidak bisa di lawan dengan api.
Ingat, memaafkan lebih baik dari pada meminta maaf.

Upik pun tersenyum dan langsung memeluk Nenek sambil mengucap kan terimakasih .

Seringkali dalam kehidupan, kita dapati ada orang atau mungkin diri kita sendiri yang tidak sanggup menahan kata-kata saat marah, kita pun terluka atau kita telah melukai, lalu beberapa lama kejadian itu sudah berlalu bagi yang melakukan itu sudah terlupakan tapi mungkin tidak bagi yang terluka walaupun sudah terbungkus dengan kata maaf, karena memaafkan lebih sulit dibandingkan dengan meminta maaf sehingga Rasulullah pun mengingatkan ‘ketika marah hendaklah diam’ karena ketika marah terkadang kata-kata tidak terkontrol. Sebesar apapun kesalahan teman, sahabat,saudara, orang tua, suami, anak dll, tetaplah memaafkan, Imam syaf’ie menasehati ‘dalam hati masih ada kesabaran buat sang kekasih, meskipun memerlukan daya usaha yang keras….’

(Selamat menunaikan ibadah2 sunat di bulan Rajab, semoga Allah memberkahi kita semua dibulan ini)

Wassalaam..